Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua
suku kata yaitu kripto dan graphia. Kripto artinya menyembunyikan,
sedangkan graphia artinya tulisan. Kriptografi adalah ilmu yang
mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan dengan aspek
keamanan informasi, seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas
data, serta autentikasi data .Tetapi tidak semua aspek keamanan
informasi dapat diselesaikan dengan kriptografi.
Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan.
Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga keamanan pesan.
Beberapa abad yang silam, di jaman
kebesaran Romawi, seorang Kaisar pernah mengirimkan perintah kepada sang
Jendral yang sedang berada dimedan pertempuran dengan menggunakan
sebuah pesan acak. Pesan/dokumen tersebut merupakan perintah langsung
dari sang Kaisar yang isinya hanya dapat dibaca oleh sang kaisar dan
sang Jendral yang bersangkutan, sehingga baik kurir yang ditugasi untuk
menyampaikan pesan tersebut ataupun orang lain yang berhasil mencuri
dokumen rahasia tersebut tidak ada yang dapat membaca isi pesan Kaisar
kepada sang Jendral. Teknik yang digunakan oleh Kaisar ini dinamakan
teknik Kriptografi, dan sang Kaisar jenius itu sendiri bernama Julius
Caesar.
Julius Caesar memang tercatat dalam
sejarah sebagai seorang yang pertama kali menggunakan teknik kriptografi
untuk mengirimkan pesan. Meskipun demikian, penggunaan kriptografi
sendiri dipercaya telah hadir sekitar 4000 tahun yang lalu dan digunakan
oleh bangsa Mesir pada ukiran makam seorang bangsawan besar yang
bernama KHNUMHOTEP II. Ide dari kriptografi yang digunakan oleh Julius
Caesar telah sebelumnya ditulis oleh seorang pujangga Yunani yang
bernama Polyibus.
Hingga saat ini, teknik kriptografi
masih digunakan dengan tujuan yang tidak berbeda dari yang ingin dicapai
oleh sang Kaisar, yaitu: Sebuah pesan yang hanya dapat dibaca oleh
orang yang dikehendaki. Teknik dan algoritma kriptografi ini terus
berkembang hingga sekarang dan tentu saja semakin canggih dari yang
digunakan oleh kaisar besar Romawi tersebut.
Definisi dan Konsep
Kaufman et. al. (2002) menjelaskan bahwa kata Kriptografi berasal dari
bahasa Yunani dan memiliki makna seni dalam menulis pesan rahasia (The art of secret writing), dimana kriptografi terdiri dari 2 kata yaitu κρυπτό yang berarti rahasia atau tersembunyi dan γραφή yang berarti tulisan.
Pada prinsipnya, Kriptografi memiliki 4 komponen utama yaitu:
- Plaintext, yaitu pesan yang dapat dibaca
- Ciphertext, yaitu pesan acak yang tidka dapat dibaca
- Key, yaitu kunci untuk melakukan teknik kriptografi
- Algorithm, yaitu metode untuk melakukan enkrispi dan dekripsi
Sedangkan proses yang akan dibahas dalam artikel ini meliputi 2 proses dasar pada Kriptografi yaitu:
- Enkripsi (Encryption)
- Dekripsi (Decryption)
dengan key yang digunakan sama untuk
kedua proses diatas. Penggunakan key yang sama untuk kedua proses
enkripsi dan dekripsi ini disebut juga dengan Secret Key, Shared Key atau Symetric Key Cryptosystems.
Berikut adalah ilustrasi 4 komponen dan 2 proses yang digunakan dalam teknik kriptografi.
Enkripsi
Enkripsi (Encryption) adalah sebuah
proses menjadikan pesan yang dapat dibaca (plaintext) menjadi pesan acak
yang tidak dapat dibaca (ciphertext). Berikut adalah contoh enkripsi
yang digunakan oleh Julius Caesar, yaitu dengan mengganti masing-masing
huruf dengan 3 huruf selanjutnya (disebut juga Additive/Substitution
Cipher):
| Plaintext | Ciphertext | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| hello | khoos | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| bye | ebh | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| freelynx | iuhhobqa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| dst… | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
dalam melakukan proses untuk
meng-enkripsi diperlukan sebuah algoritma dan key. Pada contoh diatas,
algoritma yang digunakan adalah:
- Konversikan huruf menjadi angka
- Masing-masing angka yang diperoleh jumlahkan dengan $n
- konversikan angka yang diperoleh kembali menjadi huruf
- $n adalah Key yang dapat ditentukan sendiri.
- A menjadi B
- B menjadi C
- D menjadi E
- s menjadi t
- dst
Dekripsi
Dekripsi merupakan proses kebalikan dari
enkripsi dimana proses ini akan mengubah ciphertext menjadi plaintext
dengan menggunakan algortima ‘pembalik’ dan key yang sama. Contoh:
| Ciphertext | Plaintext |
|---|---|
| khoos | hello |
| ebh | bye |
| iuhhobqa | freelynx |
| dst… | |
Untuk melakukan dekripsi ini, algoritma
yang digunakan tentu saja berbeda dengan algortima enkripsi, namun pada
dasarnya adalah “membalik” algoritma enkripsi. Perhatikan contoh
algortima dekripsi berikut yang diambil dari algoritma enkripsi diatas:
- Konversikan huruf menjadi angka
- Masing-masing angka yang diperoleh kurangkan dengan $n
- Konversikan angka yang diperoleh kembali menjadi huruf
- $n adalah key yang sama dengan yang digunakan dalam proses enkripsi.
Jika diperhatikan, baik algoritma enkripsi maupun dekripsi tidak jauh berbeda, yang berbeda hanyalah ketika memasukkan unsur key kedalam algoritma tersebut, dimana enkripsi menggunakan proses penjumlahan sedangkan dekripsi menggunakan pengurangan.
Masih menggunakan contoh yang sama
dengan enkripsi, apabila kita gunakan key sama dengan 1, algoritma
dekripsi diatas akan mengubah huruf:
- B menjadi A
- C menjadi B
- Z menjadi Y
- A menjadi Z
- dst
Data Asal ="Rumah"
Key = 7
Data Acak ?
Tidak Lupa saya mengucapkan Terima Kasih.
selamat siang min.. berarti contoh yang paling bawah itu, G=A dan seterusnya dimulai dari G iya kan?
BalasHapusL U I Q
BalasHapusapa itu ya?